KOMUNITAS AKAN MATI TANPA KASIH
Pesta
merupakan sebuah perayaan dan kesempatan
untuk berinteraksi dengan sesama yang kita kasihi,
dan juga merupakan sebuah kesempatan memperkuat budaya/tradisi yang baik. Ada
banyak sekali jenis pesta, antara lain pesta pernikahan, pesta ulang tahun
kelahiran atau pernikahan, pesta berbagai adat dalam setiap suku, dan banyak lagi
pesta yang belum disebutkan. Berkumpul dan bersosialisasi dalam sebuah
komunitas tentunya harus berlandaskan kasih. Pernahkah kita bayangkan kehidupan
atau sebuah komunitas tanpa rasa cinta dan kasih saying? Menurut kita, apakah arti kasih dalam
komunitas atau pada sebuah pesta? Pada kesempatan ini, saya menuliskan pengalaman
yang saya rasakan dan alami dalam sebuah pesta.
Pada
hari jumat, tanggal 26 November 2021 pukul 12.30
WIB, dengan bersukacita dan bersemangat kami
berenam tentunya bersama dengan bapak supir yang merupakan lae saya (sebutan
untuk suami dari adik perempuan di suku batak) berangkat dari Pematangsiantar
menuju daerah Riau. Perjalanan yang cukup lama mulai membuat kami dan terutama si
Bintang yang masih berumur 10 Tahun
merasa bosan dan jenuh karena harus duduk dalam mobil lebih dari 6 jam. Saya
berusaha untuk mengajak dia mengenali
beberapa daerah - daerah yang kami lewati dan melihat beberapa bangunan
yang menarik. Pada pukul 23.30 kami tiba di rumah keluarga Bapauda (adek dari ayah
saya, demikian kami memanggilnya).
Meskipun keadaan kami sangat letih,
tidak mengurangi semangat dan sukacita kami untuk menyapa dan berinteraksi
dengan keluarga yang telah hadir terlebih dahulu.
Pada
hari Sabtu, tanggal 27 November 2021 kembali kami melakukan perjalanan menuju
kota dimana pesta pernikahan ito
saya dilaksanakan. Setibanya kami di rumah paranak (sebutan bagi keluarga
mempelai pria yang akan melangsungkan pernikahan) untuk melaksanakan Kegiatan sibuha-buha
i. Sibuha-buha i adalah awal acara pemberkataan nikah, dan juga sebagai tanda pemberian hormat kepada boru
raja (sebutan mempelai perempuan yang akan menikah) yang akan meninggalkan
rumahnya menuju rumah suaminya, serta makan
bersama sebelum kegiatan pemberkatan nikah dilakukan. Ketika kegiatan ini
dilakukan, ada hal yang menjadi perhatian
saya, yaitu tak satu pun dari pihak keluarga
parboru mendampingi pengantin perempuan selain orangtua pengantin perempuan.
Menjadi satu pertanyaan bagi saya, dimanakah sanak saudara dari mempelai
perempuan? Mengapa mereka tidak hadir pada acara sibuha-buha i? Dimanakah mereka? Apa yang sedang terjadi? Dimana kebersamaan
keluarga yang sebelumnya hangat dan kompak diantara mereka? Dimana kasih
keluarga? Dengan segudang pertanyaan yang muncul dalam pikiran saya, dan semoga
semua keluarga yang tidak mendampingi keluarga mempelai perempuan, memliki
kegiatan yang juga sama pentingnya dengan acara pernikahan yang sakral ini.
Seandainya
Kamu yang sedang menikah saat itu, Tentu kamu sangat sedih jika kedua
orangtuamu tidak ada yang mendampingi dari keluarga besar ayahmu. Dan pasti ada
beberapa pertanyaan dalam hatimu mengapa saat pernikahanmu tidak ada yang
mendampingi kedua orangtuamu. Dalam kondisi seperti ini sangat diperlukan
memiliki kesabaran dan hati yang berlapang dada untuk menerimanya. Tetapi saya
yakin ito saya akan kuat menghadapi kondisi ini dan terus belajar untuk
berpikir positif. Bicara sebuah keluarga baru yang baru dibentuk, tentunya ada
banyak target dan rencana keluarga yang akan dikerjakan dan dicapai.
Menurut
informasi yang saya dapatkan, suami dari ito saya belum mendapatkan pekerjaan
yang menetap dank arena sudah menikah, itokupun harus kehilangan pekerjaannya
agar bisa bersama dengan keluarga barunya. Pada umumnya ketika keluarga yang
baru dibentuk, ada bebrapa masalah masalah baru yang akan dihadapi atau
yang disepakati, antara lain :
1. Perbedaan
prinsip dan kebiasaan
2. Intervensi
keluarga kedua bela pihak
3. Di
manakah harus bertempat tinggal
4. Jika
selama ini bekerja dikota yang berbeda, siapakah yang harus meninggalkan
pekerjaannya dengan kesepakatan bersama.
5. Jika
tetap harus bekerja dikota yang berbeda setelah menikah, harus disepakati berapa
lama harus menjalin hubungan jarak jauh. Karena kondisi ini tidaklah baik bagi
pasangan yang baru menikah.
6. Pemenuhan
kebutuhan dan keuangan keluarga
7. Dan
mungkin ada beberapa lagi yang harus disepakati dalam keluarga yang baru
dibina.
Pernikahan
merupakan komitmen bersama seumur hidup, pernikahan yang gagal, umumnya terjadi
karena salah satu pihak berhenti mencari solusi untuk masalah yang terjadi atau
tidak memiliki keinginan untuk mencari solusinya. Untuk setiap pasangan suami
istri, belar menerima pasangan menjadi solusi dari berbagai masalah yang
dihadapi. Keluarga yang baru dibentuk juga merupakan komunitas kecil, tetapi
merupakan komunitas yang sangat berpengaruhi komunitas- komunitas yang lain.
Manusia
secara psikologis, memiliki kebutuhan untuk diterima, diakui, mencintai dan
dicintai, merupakan salah satu dari beberapa kebutuhan mendasar. Hidup dalam
sebuah komunitas atau yang lebih sering disebut “Hidup Bersama” harus
berlandaskan kasih. Hidup bersama adalah Realitas kehidupan yang tidak bisa
diingkari, sebab manusia memang tidak mungkin bisa hidup sendiri. Komunitas
yang paling kecil adalah keluarga. Apa yang akan terjadi jika kasih tidak ada
lagi di tengah-tengah keluarga. Setiap komunitas
tentunya terdiri banyak anggota, dan tentu anggota satu dengan yang lain saling
membutuhkan dan saling melengkapi dalam mencapai tujuan yang sama. Tentu tujuan
setiap manusia adalah mendapatkan kebahagian, sukacita dan damai sejahtera dan
akhirnya dapat hidup rukun dalam sebuah komunitas. Ada beberapa hal yang akan
menghancurkan hidup bersama, antara lain sikap
individualistis, dan hidup dalam Kebohongan (berpura-pura). Seharusnya harus
menyadari bahwa setiap manusia tidak
sempurna kita, tidak luput dari dosa dan
kesalahan. Dan seharusnya kita dapat bersikap jujur, apa adanya karena berada
di antara orang-orang yang sama-sama mengalami pengampunan Tuhan, kita harus dapat saling
menerima satu dengan yang lain. Satu hal lagi yang perlu kita pahami adalah sikap
individualistis adalah bunuh diri secara rohani.
Hidup
bersama adalah kesempatan untuk saling:
• Mendatangkan
berkat,
• Mendatangkan
kebaikan,
• Mendatangkan
sesuatu yang menyenangkan bagi orang banyak orang di sekitarnya.
Hidup
dalam kebersamaan seharusnya membuat orang mampu melihat dan membangun hal-hal
yang baik. Hidup dalam kebersamaan akan memberikan kesempatan pada setiap orang
untuk memberikan arti dan makna dalam
lingkungan dan masyarakat. Melalui hidup bersama, orang dipanggil untuk hidup
menjadi berkat dan mendatangkan kebaikan bagi dunia sekitarnya.
Mengasihi
bukanlah sebuah selogan semata. Namun kasih adalah sebuah tindakan nyata. Kasih
dalam sebuah komunitas dinyatakan dalam saling membantu. Inilah fungsi sebuah
komunitas yang saling membangun, yaitu setiap anggota didalamnya memiliki kekurangan
dan kelebihannya masing masing. Karena itulah perlu saling membantu kekurangan
orang lain melalui kelebihan yang kita miliki.
Dalam
hal saling membantu diperlukan adanya kerendahan hati, lemah lembut dan sabar
akan yang lain dalam dasar kasih. Pada
sebuah komunitas, kasih merupakan ikatan yang
mempersatukan apabila dalam sebuah komunitas ada ikatan yang kuat, maka
komunitas tersebut jugaakan kuat. Bahkan setiap anggota didalamnya dapatsaling
bertumbuh menjadi pribadi yang kuat
Pada kesempatan ini, adakah seorang saudara di dalam komunitasmu yang dengannya kamu tidak mempunyai hubungan baik? Buanglah sikap individualistis, dan hidup dalam kebohongan (berpura- pura), ingatlah sebuah hubungan tanpa kasih, adalah hubungan yang dangkal dan berujung pada perpecahan. Karena itu marilah berjuang untuk memiliki sikap rendah hati, saling mengampuni dan memaafkan satu dengan yang lain, sehingga kita memiliki suatu komunitas yang bertumbuh dan berdampak bagi sekeliling kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar