Rabu, 02 November 2022

Modul 3.2.a.9 Koneksi Antar Materi – Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya

 Modul 3.2.a.9 Koneksi Antar Materi –

Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya

1.  Kesimpulan Terkait Materi Pemimpin Pembelajaran Dalam Pengelolaan Sumber Daya

 

Menjadi seorang pemimpin harus mampu meningkatkan rasa kepekaan terhadap kondisi dan situasi yang ada di sekolah, karena berdasarkan inilah kita akan mampu melakukan tindakan yang tepat untuk kemajuan sekolah

 

Dan kolaborasi harus dilakukan untuk mewujudkannya kita tidak bisa berjalan sendiri, kita perlu bergotong royong memanfaatkan segala potensi yang ada di sekolah. Melalui sebuah aksi nyata dari tindakan yang terkecil sampai hal yang lebih kompleks.

 

Pendekatan Komunitas Berbasis Aset ini sangat cocok di terapkan di sekolah, karena ternyata banyak sekali aset yang dapat dijadikan kekuatan untuk menciptakan sekolah yang lebih baik, adapun 7 aset yang ada sebagai berikut:

Modal Manusia

Modal Sosial

Modal Fisik

Modal Lingkungan Atau Alam

Modal Finansial

Modal Politik

Modal Agama dan Budaya

 

Kita harus fokus pada aset dan kekuatan, Membayangkan masa depan, Berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut, Mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya dalam hal ini adalah aset

 

Pemimpin Pembelajaran harus bisa mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna, dan mendorong kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan harapan hasil akan lebih berkelanjutan

 

 

2.    Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas. 

 

Sekolah  sebagai ekosistem yang saling berkaitan antara unsur biotik dan abiotik. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Yang termasuk dalam factor biotik adalah pengawas sekolah, kepala sekolah, guru, staf/ Tenaga Kependidikan, Murid, Orang Tua, dan Masyarakat sekitar sekolah.

Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya Keuangan, dan Sarana dan prasarana

Sebagai pemimpin pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya yang harus dilakukan dengan ekosistem sekolah adalah dengan mengembangkan asset-aset tersebut berdasarkan kekuatan dan kelebihannya

a. Modal/aset Manusia

1) Pengawas sekolah

Pengawas sekolah sebagai aset manusia karena selalu memberikan motivasi, melakukan refleksi, Berdiskusi terkait dengan hasil refleksi, dan memonitoring Tindak Lanjut yang dilakukan bersama

2) Kepala Sekolah
Tugas kepala sekolah sebagai Fasilitator,Memberi dukungan penuh, dan sebagai Motivator dan memberdayakan segala sumber daya yang ada secara maximal

3). Guru
Guru 99 % berijazah S-1, 90 % bersertifikat pendidik, Memiliki keperpihakan pada murid, dan 90 % selalu update pengetahuan dan keterampilan teknologi dalam mendidik siswa . guru dapat melakukan pengembangan diri melalui pelatihan

4) Tenaga Non Kependidikan
Tenaga Non kependidikan Cekatan dalam memberikan layanan public, Pengarsipan data murid, data guru dan mendokumentasikan segala kegiatan sekolah yang akan berguna dalam pengambilan keputusan

5) Orang tua
Orang tua Apresiatif dan inisiatif kolaborasi dengan pihak sekolah, dan  Mendukung dan memfasilitasi kebutuhan murid, bahkan bagi orangtua yang memilki potensi dalam peningkatan pembelajaran disekolah dapat diberdayakan menjadi guru tamu dalam bernagai kegiatan

6) Komite
Komite selalu Apresiatif dan inisiatif kolaborasi dengan pihak sekolah, Mendukung dan membentuk perwakilan  orang tua untuk terus mendukung kegiatan kegiatan yang berdampak bagi masyarakat

7) Murid
Murid Semangat dalam belajar sesuai dengan bakat dan gaya belajarnya, dan Memiliki impian sesuai profil pelajar Pancasila dapat diberdayakan sesuai  kodrat mereka masing masing. Bakat dan minat murid yang beragam tentunya menjadi asset yang dapat digunakan untuk mencapai visi dan misi sekolah dan mengwmbangkan serta memajukan pendidikan ditingkat sekolah, kecamatan, kabupaten dan bahkan tingkat nasional

b. Modal Sosial

Dalam mendukung potensi, Kesehatan, dan wawasan siswa ,guru memaksimalkan aset berupa Persatuan  orang tua, kerjasama dengan Koramil, Puskesmas, Kejaksaan, Kepolisian, Organisasi Keagamaan, BNN, Bimbel, dan Lembaga Pendidikan ( SMA/SMK)

c. Modal Fisik

Berikut modal fisik yang memfasilitasi kebutuhan siswa berupa Ruang Kelas, Lab IPA, Ruang Guru, Kantin
Ruang Kepala sekolah, Aula, Ruang TU, Tempat parker, Ruang OSIS, Ruang Pramuka, UKS, Ruang Musik, Toilet, uang BK, Masjid, Lab Komputer, dan Perpustakaan

d. Modal Lingkungan/alam

Modal lingkungan alam yang dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar murid antara lain Perkebunan, Tanaman obat, Wisata Lingkungan,dll

e. Modal Finansial

Modal Finansial diantaranya berasal dari Dana Bos, Dana Sosial, Dana Insidental, dan Dana Wirausaha (Bisnis Center)

f. Modal Politik

Modal politik diantaranya dari Puskesmas, Kepolisian, Koramil, BNN, Organisasi Keagamaan, dan Lembaga Pendidikan setingkat diatasnya

Dengan dukungan 7 aset , menjadikan pembelajaran murid berkualitas dan berkelanjutan

 

3.    Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.

 

A.  Modul 1.1 Nilai Filosofi Ki Hadjar Dewantara

Modul 1.1 tentang sumber daya manusia yaitu murid itu sendiri, sebagai pemimpin pembelajaran maka kita harus mendidik siswa semaksimal mungkin sesuai filosofi Ki Hadjar agar siswa bisa berkembang sesuai kodratnya. Menurut Ki Hadjar Dewantara, bahwa maksud pendidikan itu adalah kegiatan menuntun segala kekuatan kodrat yang pada anak-anak agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setingi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Siswa memiliki 2 kodrat alam dan kodrat zamannya, sebagai pemimpin pembelajaran kita bisa mengelola aset sumber daya murid dengan pola asah asih asuh dengan menuntun mereka agar bisa melejitkan potensi siswa sehingga bisa mencapai kebahagiaan yang setingi-tingginya. Modul 1.1 berfokus pada anak-anak, sehingga guru sebagai petani, bisa menuntun kodrat anak agar bisa tumbuh sesuai kodratnya dengan mengelola asset yang ada.

B. Modul 1.2  Nilai dan peran Guru Penggerak

Modul 1.2 tentang nilai dan peran guru penggerak, juga membahas tentang sumber daya manusia yaitu dari segi guru, dimana untuk bisa mengelola potensis siswa, maka seorang gru harus memiliki kapasitas, komepetensi dan dasar nilai dalam mengelola asset yang ada. Nilai-nilai mandiri, kolaboratif, reflektif, inovatif dan berpihak pada murid harus dijadikan landasan dalam pengelolaan asset sekolah terutama untuk mewujudka profil pelajar pancasila. Juga ada cara kerja bagaimana memkasimalkan nilai-nilai karakter anak agar bis aberkembang dengan baik. Begitu juga dengan peran sebagai guru penggerak yaitu pemimpin pembelajaran, pemimpin pengembangan sekolah, pemimpin manajemen sekolah. Dalam modul ini juga dibahas bagaimana pengembangan karakter pada anak, bagaimana karakter bertumbuh atau pengelolaan sumber daya murid kita

C.  Modul 1.3 Tentang Visi guru Penggerak

Modul ini berbicara bagaimana mengelola asset atau sumber daya, pendekatan apa yang kita gunakan untuk melakukan sebuah perubahan, bagaimana kita mencapai perubahan atau visi yang kita inginkan sehingga modul 3.2 ini kembali memperkuat modul 1.3  tentang pendekatan inkuiri Apresiatif model BAGJA dalam melakukan perubahan atau pengembangan sekolah. Mellaui pendekatan IA, Model BAGJA maka sebagai pemimpin pembelajaran kita bisa melakukan perubahan yang berbasis asset atau sumber daya untuk menuju perubahan positif. BAGJA memiliki tahapan sebagai berikut:

 

D. Modul 1.4 Buaday Positif

tentang budaya positif yaitu berupa lingkungan yang mendukung perkembangan siswa, Sebagai petani, maka kita akan memaksimalkan sumber daya lingkungan yang positif agar anak anak bertumbuh sesuai kodratnya. Sebagai pemimpin pemelajaran adalah abgaiamana mengelola budaya positif , mengelola lingkungan baik biotik maupun abiotic yang mendukung perkembangan karakter baik pada siswa sehingga tujuan pendidikan seperti yang diharapkan terwujud yaitu menjadikan siswa selamat dan bahagia

E. Modul 2.1 Tentang pembelajaran berdiferensiasi

Dimana sebagai pemimpin pembelajaran harus menyadari bahwa setiap anak mempunyai  kodrat berbeda sehingga dibutuhkan pembelajaran diferensiasi sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam tersebut. Untuk bisa melakukan perubahan dalam kelas dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi maka seorang pemimpin pembelajaran harus bisa memetakan asset atau sumber daya dan juga memanfaatkan asset atau sumber daya yang ada, baik itu sumber daya manusia komponen biotik  maupun sumber daya yang berupa komponen abiotik, yaitu  sarana prasarana dan keuangan untuk bisa menyusun dan mendesain strategi pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai dan tepat sehingga bisa memenuhi kebutuhan belajar siswa

Setiap anak memiliki kodrat yang berbeda baik dari segi minat, profil belajar, maupun kesiapannya sehingga pembelajaran berdiferensiasi sebagai sebuah strategi untuk menuntun anak sesuai kekuatan kodratnya.

F. Modul 2.2 Tentang pembelajaran sosial emosional

Modul yang membahas cara atau strategi sebagai pemimpin pembelajaran untuk  menuntun anak-anak untuk mewujudkan siswa yang selamat dan bahagia. Pendidikan ataupun pembelajaran bukan semata mata berorientasi pada aspek kognitif tapi bagaimana bisa mengembangkan kecerdasan sosial emosional pada diri anak agar anak bahagia.Tehnik mindfulness bisa dijadikan strategi atau cara mengelola sumber daya manusia yang kita miliki yaitu murid sehingga potensi kecerdasan sosial emosional anak bisa berkembang optimal.

G. Modul 2.3 Coaching

Modul 2.3 tentang coaching merupakan sebuah tehnik atau strategi seorang pemimpin pembelajaran untuk menuntun, mendampingi anak, untuk menggali potensi anak dan memaksimalkannya. Coaching memberikan kesempatan anak-anak berkembang dan menggali proses berpikir pada diri anak sehingga metakognisinya meningkat dan berpikir kritis dan mencapai potensi diri yang optimal.

H. Modul 3.1 Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin Pembelajaran

Dalam modul ini seorang pemimpin pembelajaran, dituntut untuk bisa mengambil keputusan yang beretika dengan menggunakan prinsip berpikir berbasis 4 paradigma, 3 resolusi berpikir dan 9 langkah pengujian keputusan. Prinsip pengambilan Keputusan ini sangat penting apalagi yang berkaitan dengan pengelolaan asset atau sumber daya sekolah untuk kepentingan murid.

 

 

 

 

4.    Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.

 

a. Sebelum

Sebelum mengikuti pelatihan modul 3.2 , dalam kegiatan saya sering berfokus pada kekurangan/masalah, tanpa melihat potensi dan kekuatan yang mendukung, membuat kegiatan saya dan komunitas menghasilkan kegiatan yang kurang maksimal dan memerlukan waktu lama.

b. Sesudah

Sesudah mempelajari modul 3.2 Fokus pada aset dan kekuatan dengan
Membayangkan masa depan tentang kesuksesan yang akan diraih dan berupaya memaksimalkan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut melalui cara mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan), dan merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan

c. pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini

setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini,

1.    Cara berpikir saya berubah, saya belajar melihat di dalam sebuah kelemahan ada kekuatan, dan didalam suatu masalah adalah peluang yang dapat dikerjakan untuk diberdayakan dalam mencapai sesuatu.

2.    Belajar untuk terus menggali kekuatan apa saja yang dimiliki sekolah untuk dapat diberdayakan untuk mencapai suatu tujuan

3.    Belajar untuk mengkomunikasikan sumberdaya yang dimilki sekolah kepada warga sekolah saat mengerjakan suatu program sekolah, dan tentunya akan berkolaborasi dalam mengerjakan sebuah program